Kita Tidak Tahu Apa-Apa
Kita sebagai manusia mempunyai pengetahuan terbatas. Pengetahuan yang kita milikipun bisa jadi tidak seluruhnya benar. Setiap harinya pengetahuan kita dapat di- update ke versi terbarunya. Versi terbaru ini dapat berupa penambahan atau perbaikan dari pengetahuan kita sebelumnya yang salah, atau malah sebaliknya. Dari kita lahir hingga sekarang proses itu berlangsung terus-menerus sehingga kita menjadi versi yang lebih baik dengan pengetahuan yang lebih baik atau menjadi versi yang lebih buruk dengan pengetahuan yang lebih buruk pula.
Bayangkan ketika kecil kita mempunyai pengetahuan bahwa makanan masih aman dimakan walau sudah jatuh asalkan belum sampai 5 menit. Nyatanya, ada banyak faktor yang menentukan makanan itu masih aman atau tidak. Bisa jadi bergantung kepada jenis makanan, jenis permukaan jatuhnya makanan atau bahkan bergantung pada ketahanan tubuh seseorang yang mengkonsumsi makanan yang telah jatuh tersebut. Faktor-faktor tersebut bisa jadi membuat makanan yang jatuh bahkan kurang dari 5 menit berbahaya, atau mungkin sebaliknya.
Pengetahuan tersebut diperbaharui ke versi yang lebih valid seiring berjalannya waktu. Perbaharuan tersebut bisa jadi disengaja (mencari info itu sendiri) atau tidak sengaja (melalui tulisan ini misalnya). Namun proses upgrade ini adalah pilihan dari masing-masing. Kita punya pilihan untuk menolak proses upgrade atau pembelajaran ini dan tetap pada pengetahuan versi kita sebelumnya semasa kecil walau itu bukanlah yang valid. Biasanya hal ini dilakukan karena kita sangat meyakini pengetahuan atau fakta sebelumnya yang kita miliki itu sudah benar.
Ya, memilih pengetahuan yang benar memang perkara yang sulit, apalagi sumber informasi bisa didapat dengan mudah dimana-mana. Bahkan, overdosis informasi bukanlah istilah yang dilebih-lebihkan untuk mendeskripsikan zaman sekarang ini. Di beberapa kesempatan bisa jadi kita harus menolak proses pembelajaran ke pengetahuan baru, namun di kesempatan lain bisa jadi pembelajaran itu harus dilakukan untuk memperoleh pengetahuan yang lebih valid.
Satu hal yang pasti, jika dari awal pembelajaran kita sudah sangat meyakini pengetahuan atau fakta sebelumnya yang kita miliki itu benar maka kita tidak akan pernah bisa untuk memperoleh pengetahuan yang lebih valid. Ibarat saja air di dalam gelas adalah pengetahuan yang kita miliki. Jika gelas tersebut penuh tanpa kita mau mengosongkannya atau mengurangi airnya terlebih dahulu, kita tidak akan bisa memperoleh air lagi atau pengetahuan lagi.
Jadi selayaknya janganlah merasa lebih tahu karena kita tidak tahu apakah pengetahuan yang kita lewatkan itu pada akhirnya dapat meng- upgrade diri kita. Tanamkan pada diri sendiri bahwa kita tidak tahu apa-apa karena pembelajaran dan informasi baru akan terus berdatangan yang bisa jadi memperbaiki pengetahuan-pengetahuan kita sebelumnya.
Originally published at https://adityaaufar.com on June 28, 2021.